Pematangsiantar (Sumut) – Alih-alih mendapatkan ruang diskusi yang interaktif (dua arah) saat kuliah umum yang bertajuk, “Membangun Sinergitas Dunia Kampus dalam Penegakan HAM” para mahasiswa hanya mendengar apa yang disampaikan narasumber, yaitu Wakil Menteri Hak Asasi Manusia (Wamen HAM), Mugiyanto.
Di penutup kuliah umum para mahasiswa sempat berteriak, “Mahasiswa dibungkam! Di mana sesi tanya-jawab nya? Apakah ini yang namanya forum interaktif? Apakah seperti ini seharusnya kuliah umum? ”
Setelah sesi foto bersama selesai, para mahasiswa beramai-ramai menjumpai Mugiyanto untuk menyampaikan aspirasi mereka masing-masing, dan meminta seharusnya ada sesi tanya-jawab dalam kuliah umum tersebut.
“Seharusnya ada sesi tanya-jawab, Pak. Ini sesi yang ditunggu-tunggu oleh kawan-kawan mahasiswa. Kami mau berdialog dan menyampaikan asprasi kami jugaz,’ ujar Reynaldi Manik, Ketua Komisariat GMNI Teknik USI.
Disusul oleh Gideon Surbakti, Ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasisw) Fakultas Teknik, mengatakan, “Kita kaum-kaum intelektual, Pak. Tak sepantasnya hanya mendengar saja. Kami mengharapkan adanya forum yang interaktif, dua arah, dan itu sudah ditunggu-tunggu semua kawan-kawan mahasiswa. Banyak hal yang mau kita sampaikan, terkhususnya kita mau mempertanyakan bagaimana tanggapan Bapak terkait tentang pemukulan yang dilakukan anggota DPRD Pematangsiantar Fraksi Partai Nasdem yang juga menjadi Ketua Komisi I DPRD Kota Pematangsiantar? ujarnya, yang kemudian direspon oleh Wamen HAM antusias, “Siapa? Anggota DPRD yang mana?” sahut Mugiyanto.
Dialog mereka tiba-riba terhenti di saat Gideon Surbakti ditarik oleh salah seorang ajudan Wamen HAM tersebut, hingga Murgiyanto pergi meninggalkan pelataran auditorium Radjamin Purba sembari diteriaki mahasiswa.
Gideon menyayangkan, forum seperti ini seharusnya menjadi satu momen yang dapat melahirkan tindakan kongkrit terkait permasalahan HAM yang ada di negara ini, terkhususnya di Kota Pematangsiantar.
“Forum kuliah umum ini seharusnya menjadi tempat yang solutif, melahirkan gagasan-gagasan dan ide-ide baru dalam upaya menuntaskan permasalahan HAM di Indonesia, terlebih di Kota Pematangsiantar. Namun yang kita saksikan malah pihak kampus terkesan takut membuka sesi tanya-jawab, memberi ruang untuk mahasiswa berdialog dengan Murgiyanto selaku Wakil Menteri HAM,” tutup Gideon.
Red/Ed. MN