Simalungun (Sumut) – Program Kemitraan Masyarakat (PKM) berbasis pertanian modern hidroponik berhasil diwujudkan di Desa Karang Anyer, Kabupaten Simalungun. Instalasi hidroponik yang kini berada pada tahap finishing ini menjadi bukti nyata langkah pemberdayaan masyarakat desa dalam mengembangkan pertanian inovatif dan berkelanjutan. Saat ini, benih sayuran yang ditanam sudah mulai berkecambah dan siap dipindahkan ke instalasi, menandai awal optimisme masyarakat terhadap hasil panen yang segera tiba.
Capaian ini merupakan hasil nyata dari pelatihan intensif selama tiga hari yang dilaksanakan pada 4, 5, dan 6 Agustus 2025. Pelatihan tersebut berkat dukungan dari Dana Hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) yang digelar Universitas Simalungun untuk memberdayakan masyarakat melalui pertanian modern. Kegiatan diikuti oleh 10 anggota Bumdes Anyer Lestari dan dibuka secara resmi oleh Pangulu Nagori Karang Anyer, Bapak Syafi’i, yang menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat untuk menciptakan peluang ekonomi baru berbasis pariwisata pertanian.
Dengan mengusung tema “Kampung Nursery Tanaman dan Hidroponik: Transformasi Ekonomi Masyarakat Sekitar Wisata Pemandian Karang Anyer Melalui Pertanian Modern”, pelatihan dikemas secara aplikatif sehingga peserta dapat langsung mempraktikkan materi di lapangan. Materi inti disampaikan langsung oleh Christin Imelda Girsang, S.TP., M.Si., dosen Agroteknologi Universitas Simalungun, yang membimbing peserta dalam pembuatan instalasi hidroponik dan teknik penanamannya. Ia didampingi oleh dua anggota tim PKM, yakni Dr. Arvita Netti Sihaloho, M.P., yang memaparkan proses nursery tanaman, serta Wahyunita Sitinjak, S.P., M.P., yang memberikan penjelasan mengenai strategi pemasaran pascapanen.
Ketua pelaksana kegiatan PKM, Ahmad Fakhri Hutauruk, M.Pd., dosen Pendidikan Sejarah Universitas Simalungun, menjelaskan bahwa program ini tidak hanya membekali peserta dengan keterampilan teknis, tetapi juga strategi pengelolaan agrowisata yang berkelanjutan. “Dengan hidroponik, lahan terbatas bisa dimanfaatkan secara maksimal. Harapan kami, masyarakat Karang Anyer mampu mengembangkan model pertanian modern yang dapat meningkatkan nilai ekonomi sekaligus mendukung sektor wisata desa,” ungkapnya.
Warga desa menyambut baik kehadiran program ini. Mereka melihat hidroponik sebagai peluang nyata untuk meningkatkan kesejahteraan sekaligus menarik minat generasi muda kembali ke sektor pertanian. Sistem tanam tanpa tanah yang ramah lingkungan ini diharapkan menjadi model baru pertanian desa dan mampu direplikasi di wilayah lain di Kabupaten Simalungun.
Berkat pelatihan dan pendampingan ini, Desa Karang Anyer kini selangkah lebih dekat untuk menjadi ikon agrowisata hidroponik dan nursery tanaman di Kabupaten Simalungun, melengkapi daya tarik wisata alam pemandian yang telah lebih dulu dikenal masyarakat. Kedepan, Universitas Simalungun melalui tim PKM berkomitmen terus mendampingi masyarakat dalam mengelola instalasi hidroponik hingga panen, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan.
Red