Pematangsiantar (Sumut) – Aksara Simalungun merupakan salah satu warisan budaya yang sangat berharga bagi masyarakat Simalungun. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, penggunaannya semakin tergerus oleh perkembangan zaman, terutama dengan maraknya penggunaan aksara Latin dalam kehidupan sehari-hari. Aksara Simalungun yang dahulu digunakan dalam berbagai kegiatan budaya dan agama, kini hanya dikenal oleh segelintir orang. Pesatnya penyebaran teknologi informasi serta penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa asing dalam komunikasi sehari-hari menyebabkan aksara lokal semakin terpinggirkan.
Melestarikan Budaya Aksara Simalungun
Melihat fenomena tersebut, mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Simalungun yang tergabung dalam tim mata kuliah Projek Kepemimpinan terdiri atas Renaldy Jovanda, Novia Syahfitri, Dita Aulia Putri, Wuri Ambarwangi, Hartika Rahayu, Dwi Lestari Br. Sinuraya, Hotman Pasaribu, M. Nazir Hidayat, Arizal, dan Taufaldo Gallante Gilbert, di bawah bimbingan Semaria Eva Elita Girsang, M.Pd., melaksanakan kegiatan pelestarian aksara Simalungun melalui literasi di SMA Negeri 2 Pematangsiantar.
Kegiatan ini awali dengan melakukan perjumpaan dengan Kepala Sekolah SMAN 2 Pematangsiantar untuk meminta izin pelaksanaan kegiatan. Kepala Sekolah SMAN 2 Pematangsiantar menyampaikan dukungannya kepada mahasiswa/I PPG untuk melaksanakan kegiatan Pelestarian Aksara Simalungun di SMAN 2 pematangsiantar.
“Kami sangat mendukung acara pelestarian aksara dan budaya Simalungun. Kekayaan budaya kita adalah aset yang sangat berharga dan perlu dilestarikan. Semoga acara ini dapat menjadi wadah bagi siswa dan masyarakat untuk belajar dan memahami budaya Simalungun (12/02/2025).
Dalam pelaksanaannya, tim Projek Kepemimpinan mengambil satu sampel, yaitu kelas X-8, untuk dijadikan sebagai objek kegiatan pelestarian aksara Simalungun. Harapannya, peserta didik kelas X-8 dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh dan menjadi agen perubahan dalam upaya pelestarian aksara Simalungun.
Kegiatan pelestarian aksara Simalungun dilakukan secara berkala selama tiga kali pertemuan.
- Pertemuan pertama dilaksanakan pada Rabu, 12 Maret 2025, dengan rangkaian kegiatan berupa pengenalan aksara Simalungun yang terdiri atas induk surat dan anak surat, serta game interaktif.
- Pertemuan kedua dilaksanakan pada Rabu, 19 Maret 2025. Pada pertemuan ini, peserta didik diajarkan untuk mengimplementasikan aksara Simalungun dalam penulisan nama pribadi dan diselipkan game interaktif berkaitan dengan materi yang telah diajarka.
- Pertemuan ketiga yang merupakan puncak kegiatan, dilaksanakan pada Sabtu (12/04/2025). Pada sesi ini, diadakan lokakarya pembuatan kaligrafi aksara Simalungun di atas tote bag.
Red